Sunday, September 26, 2010

Puisi Tuah 2 Oktober 2010 : Peringkat AKHIR : Sayembara Deklamasi Puisi Merdeka 2010. Anjuran Gapena - Dewan Bahasa & Pustaka


salam
visualise aku mendapat mentara ataupun keruang katarsis memang tak kesampaian.. sebab aku dah tervisualise untuk menggunakan gaya mencakar dari ismail.. teman yang juga masuk keperingkat akhir.
aku memang seronok dan gembira serta syukur pada Allah.. memakbulkan permintaan aku untuk layak kefinal.. cita cita aku di makbulkan,.
aku akan buat persembahan yang paling hebat dan mantap didepan mak aku sabtu nie..
aku harap puisi ini puisi tuah kepada aku..

Di Halaman Kembang Sepatu ini, Selamanya Sejahteralah Warga
Sazalee Haji Yacob


Ketika desar-desir suara angin menyentak rumput di halaman,
udara hitam dari sukma duka wangsa menyentuh gusar malam
bahtera kebangsaan yang selama ini teguh dan agam
tiba-tiba tercarik layar, tersasar haluan.

Ketika angin serong menyusur ke lembah gersang
badai malam dari kalbu musykil murba menggigit sumsum alam
bangsa yang sekian lama megah dan padu
tiba-tiba menerka udara mahing kemarau silatur
menyeret ke musim silam yang kontang.

Kau bangsaku, jangan lupa pada harumnya tubuh Seputum
kaku menjulur di tali gantung, demi mempertahankan
sekangkang Pasir Salak.  Kau saudara seagamaku, jangan lupa
pada wanginya jenazah Tok Janggut,
terjerut songsang di pinggir jalan
demi mendaulatkan sekiting tanah Pasir Putih
generasiku, jangan lupa akan manisnya
darah Leftenan Adnan yang terpercik di makam Tanjung Puteri
demi menegakkan martabat nusa.  Jangan sesaat pun kau lupa
akan nyaringnya pekikan para katwal
yang redha berputih tulang
membenteng Rumah Pasung Bukit Kepong
demi memelihara maruah pertiwi.

Generasi ku yang merdeka,
kita tidak pantas meneruskan nafas perjuangan ini
andai kita menjadi api yang marak diam merentungkan sekam
kita tidak pantas mengembangkan kuntum kemerdekaan ini
jika gunting dendam terus meracik licik di dalam lipatan
kita tidak pantas merenjiskan madu kedamaian ini
kalau duri iri masih merodok setiap serat daging kita,
saudara sebangsa ku.

Di sinilah halaman mesra kita,
halaman pusaka – pusaka pejuang terbilang
halaman merdeka – merdeka tanpa decitan darah,
halaman membangun – membangun dengan keringat kendiri,
mengorak maju bersama perbawa pemimpin,
menyantap damai berkat perpaduan warga,
moga kekal selamanya.

Di halaman kembang sepatu ini,
pertahankanlah daulah addin nan quddus
di halaman udara bugar nyaman ini,
perteguhkan maruah bangsa nan mulus
di halaman redup rimbun pohon kemerdekaan ini,
abadikanlah kemakmuran sejati
di halaman multi bangsa dan demokrasi ini,
selamanya sejahteralah warga,
sepanjang alaf menjulang nusa.